Tujuan Pembelajaran :
- Menjelaskan Teknologi RAID (Redundant Array of Independent Disk)
- Menentukan level-Level Pada Teknologi RAID
Teknologi RAID

Sejak pertama kali diperkenalkan,
RAID dibagi ke dalam beberapa skema, yang disebut dengan “RAID Level“.
Pada awalnya, ada lima buah RAID level yang pertama kali dikonsepkan, tetapi
seiring dengan waktu, level-level tersebut berevolusi, yakni dengan
menggabungkan beberapa level yang berbeda dan juga mengimplementasikan beberapa
level proprietary yang tidak menjadi standar RAID. Kelima level tersebut
adalah:
·
RAID level
pertama : mirroring
·
RAID level
kedua : Koreksi
kesalahan dengan menggunakan kode Humming.
·
RAID level
ketiga : Pengecekan terhadap disk
tunggal di dalam sebuah kelompok
disk.
·
RAID level
keempat :
Pembacaan dan penulisan secara independen
·
RAID level
kelima :
Menyebarkan data dan paritas ke semua drive (tidak ada
pengecekan terhadap disk tunggal)
Berdasarkan
kegunaannya metode RAID ada 3 macam, yaitu :
RAID 0 (untuk kecepatan)
RAID 0 yg dikenal juga dengan metode Striping
digunakan untuk mempercepat kinerja hardisk. Kapasitas total hardisk pada
metode ini adalah jumlah kapasitas hardisk pertama ditambah hardisk kedua.
Metodenya dilakukan dengan cara membagi data secara terpisah ke dua buah
hardisk. Jadi separuh data ditulis ke hardisk pertama dan separuhnya lagi
ditulis ke hardisk yang ke dua. Secara teoritis cara ini akan mempercepat read/write
harddisk. Kekurangan dari cara ini adalah apabila salah satu hardisk rusak maka
seluruh data akan hilang.
RAID 1 (untuk keamanan data)
RAID 1 yang dikenal juga dengan metode Mirroring
digunakan untuk mendapatkan keamanan data (backup). Metodenya dilakukan dengan
cara menyalin isi harddisk pertama ke harddisk yang kedua. Jadi, semua data yang
ditulis pada hardisk pertama akan juga ditulis di hardisk kedua. Apabila salah
satu hardisk rusak, maka data pada hardisk yang satunya masih ada. Kekurangan
dari cara ini adalah tidak adanya peningkatan kinerja sama sekali, performanya
malah akan sedikit lebih pelan dibanding performa hardisk single (non-RAID).
Selain itu kapasitas total yg anda dapat dengan metode ini hanyalah sebesar
kapasatitas satu hardisk saja.
RAID 0+1 (untuk kecepatan+backup)
Metode ini merupakan kombinasi RAID 0 dan RAID 1. Dimana
selain memperoleh kecepatan anda juga memperoleh keamana data. Untuk metode ini
diperlukan minimal 4 harddisk. Kapastitas total yg anda dapat adalah sejumlah
kapasitas 2 hardisk.
Konsep Dasar RAID
Ada beberapa konsep kunci di dalam
RAID: mirroring (penyalinan
data ke lebih dari satu buah hard disk), striping (pemecahan
data ke beberapa hard disk) dan juga koreksi kesalahan, di mana
redundansi data disimpan untuk mengizinkan kesalahan dan masalah untuk dapat
dideteksi dan mungkin dikoreksi (lebih umum disebut sebagai teknik fault
tolerance/toleransi kesalahan).
Level-level RAID yang berbeda
tersebut menggunakan salah satu atau beberapa teknik yang disebutkan di atas,
tergantung dari kebutuhan sistem. Tujuan utama penggunaan RAID adalah untuk meningkatkan
keandalan/reliabilitas yang sangat penting untuk melindungi informasi yang
sangat kritis untuk beberapa lahan bisnis, seperti halnya basis data, atau
bahkan meningkatkan kinerja, yang sangat penting untuk beberapa pekerjaan,
seperti halnya untuk menyajikan video on demand ke banyak
penonton secara sekaligus.
Konfigurasi RAID yang berbeda-beda
akan memiliki pengaruh yang berbeda pula pada keandalan dan juga kinerja. Masalah
yang mungkin terjadi saat menggunakan banyak disk adalah salah satunya akan
mengalami kesalahan, tapi dengan menggunakan teknik pengecekan kesalahan,
sistem komputer secara keseluruhan dibuat lebih handal dengan melakukan
reparasi terhadap kesalahan tersebut dan akhirnya terselamatkan dari
kerusakan yang fatal.
Beberapa RAID yang umum digunakan
adalah RAID 0, 1. 5, 6, 10. 1E, 50 dan 60.
RAID 0 (Teknik Disk Striping), bisa
meningkatkan performa, yang mengizinkan sekumpulan data dibaca dari
beberapa hard disk secara sekaligus pada satu waktu, akan
tetapi bila satu hard disk mengalami kegagalan, maka keseluruhan hard disk akan
mengalami inkonsistensi performansi.
Disk
Striping mengijinkan kita untuk menulis data ke beberapa Harddisk daripada
menulis data ke satu Harddisk saja. Dengan Disk Striping, setiap Harddisk fisik
akan dibagi menjadi beberapa elemen stripe (berkisar antara 8 KB, 16 KB, 32 KB,
64 KB, 128 KB, 256KB, 512KB, to 1024KB). Setiap bagian stripe dalam setiap
Harddisk disebut strip.
Disk
Striping dapat meningkatkan kinerja karena pengaksesan data diakses dengan
lebih dari satu harddisk, sehingga lebih banyak spindle disk yang bekerja dalam
melayani I/O data. Namun Disk Striping (RAID 0) tidak memiliki data redundancy
/ proteksi data terhadap kerusakan harddisk, karena semua data ditulis langsung
apa adanya ke semua Harddisk.
Dari sisi
kapasitas, maka RAID 0 kita dapat menggunakan 100% dari total jumlah kapasitas
harddisk yang terpasang. Contoh: 4 unit Harddisk 300GB RAID 0 akan menghasilkan
total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 1.2TB
RAID 1 (Teknik Disk Mirroring) dapat
meningkatkan proses pembacaan data mengingat sebuah sistem yang menggunakannya
mampu membaca data dari dua disk atau lebih, tapi saat untuk menulis kinerjanya
akan lebih buruk, karena memang data yang sama akan dituliskan pada beberapa
hard disk yang tergabung ke dalam hard disk tersebut.
RAID 1 (Disk
Mirroring) bekerja dengan prinsip cermin, yaitu berpasang-pasangan dan identik
antara satu dengan yang lainnya. Jadi dengan RAID 1, data yang ditulis ke satu
Harddisk secara simultan ditulis juga ke Harddisk yang lainnya. Sehingga jika
terjadi kerusakan 1 Harddisk pada RAID 1, system server masih memiliki data
cadangan di harddisk yang lainnya. Dan pada saat Harddisk yang rusak diganti
dengan yang baru, maka secara otomatis, harddisk pengganti yang baru dipasang
akan melakukan sinkronisasi data dengan harddisk yang masih berfungsi
(rebuilding) Keuntungan dari RAID 1 adalah data memiliki cadangan antara yang
ada di harddisk yang satu dengan yang lainnya. Dan karena isi dari kedua
Harddisk tersebut adalah identik, tidak jadi masalah harddisk yang mana yang
boleh rusak selama pada suatu saat hanya satu Harddisk yang rusak, sampai
proses sinkronisasi berikutnya selesai.
Dari sisi
kapasitas, maka RAID 1 kita akan hanya memiliki kapasitas harddisk yang dapat
digunakan sebanyak 50% dari total kapasitas Harddisk yang terpasang
Contoh: 4
unit Harddisk 300GB RAID 1 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat
digunakan sebesar 600GB.
RAID 5 (Teknik Disk Striping with Distributed Parity)
Sesuai
dengan namaya, cara kerja RAID 5 sama dengan cara kerja RAID 0, yaitu
menggunakan disk striping.Yang membedakan anatara
keduanya adalah Parity. Parity ini digunakan untuk pengecekan dan perbaikan
kesalahan (error checking and correcting). Parity ini disebar di beberapa disk
untuk menghindari pengurangan kinerja (Performance bottleneck) pada saat
pembuatan parity. Jika Parity disimpan di satu harddisk saja, maka disebut RAID 3 (Disk Striping with Dedicated Parity).
Dengan adanya parity ini, maka system RAID 5 tersebut akan tetap berfungsi jika
ada salah satu harddisk dalam RAID 5 tersebut itu rusak. Dan harddisk yang
rusak tersebut dapat harddisk yang mana saja selama berada dalam satu system
RAID 5 yang sama. Karena parity ini berasal dari perhitungan matematik dari
suatu beberapa pecahan data, maka, pada saat ada satu bagian pecahan data yang
hilang/rusak, system RAID 5 dapat “mengetahui” pecahan data yang hilang tesebut
dengan menghitung ulang parity dengan pecahan data yang lainnya.
Secara
sederhana, parity bisa dianalogikan dengan perhitungan matematika sbb; 6 + 5 =
11. Dimana angka 6 & 5 adalah data, dan angka 11 adalah parity. Jika suatu
saat angka (Harddisk) 5 mengalami kerusakan, maka system dapat menghitung ulang
berdasarkan parity (angka 11), angka (Harddisk) apa yang hilang tersebut. Jadi
data yang ada pada harddisk yang rusak, tetaplah rusak, hanya saja dengan
bantuan parity maka data pada harddisk yang hilang tersebut dapat dihitung
ulang kembali. Hal ini juga yang menyebabkan untuk RAID 5 mengalami kerusakan
harddisk adalah sebanyak 1 harddisk saja pada suatu saat.Kembali dengan analogi
matematik diatas, jika angka (Harddisk) 6 + 5 hilang, maka kemungkinan angka 11
didapat bisa memiliki banyak kemungkinan, seperti 2+9, 3 + 8, dst. komputer
tidak dapat membuat suatu perhitungan yang tepat jika data yang tersedia
memiliki banyak kemungkinan.
Dari sisi
kapasitas, maka RAID 5 kita akan memiliki kapasitas harddisk yang dapat
digunakan sebanyak (N-1) x Kapasitas HDD dari total kapasitas Harddisk yang
terpasang, dimana N adalah jumlah Harddisk
Contoh:
·
3 unit Harddisk 300GB RAID 5 akan
menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 600GB.
·
4 unit Harddisk 300GB RAID 5 akan
menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 900GB.
·
5 unit Harddisk 300GB RAID 5 akan
menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 1.2TB, dst.
RAID 6 (Disk Striping with Dual Parity)
Dapat
dilihat dari namanya, RAID 6 menggunakan cara kerja dan konsep yang sama dengan
RAID 5 dari sisi penulisan data yang tersebar di beberapa hard disk. Yang membedakan
antara RAID 6 dan RAID 5 adalah jumlah parity yang ditulis pada saat penulisan
data. Jika RAID 5 menggunakan satu parity, maka RAID 6 menggunakan dua parity.
Dengan menulis 2 parity, maka RAID 6 dapat mengakomodasikan kerusakan harddisk
maksimal 2 unit pada saat yang bersamaan
Dari sisi
kapasitas, maka RAID 6 kita akan memiliki kapasitas harddisk yang dapat
digunakan sebanyak (N-2) x Kapasitas HDD dari total kapasitas Harddisk yang
terpasang, dimana N adalah jumlah Harddisk.
Contoh:
Contoh:
·
4 unit Harddisk 300GB RAID 6 akan
menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 600GB.
·
5 unit Harddisk 300GB RAID 6 akan
menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 900GB.
·
6 unit Harddisk 300GB RAID 6 akan
menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 1.2TB, dst.
RAID 1E
Cara kerja : Cara kerja sama persis
seperti RAID 1 hanya saja RAID 1E memiliki jumlah hard disk minimal tiga hard
disk. Setiap blok data memliki duplikat blok data pada kedua hard disk
yang lain.
Contoh : Tiga hard disk
berkapasitas 250GB dikonfigurasikan dengan RAID 1, maka hanya separuh kapasitas
yang terseteksi (375GB) yang dapat digunakan sebagai penyimpanan data.
Kelebihan : Performance RAID 1 yang
memperbolehkan lebih dari 1 hard disk.
Kekurangan : Hanya memperbolehkan satu hard
disk gagal dan hanya separuh dari total kapasitas hard disk yang dapat
digunakan sebagai tempat penyimpanan data.
RAID 50
Cara kerja : Data di-stripe kedua array
disk (RAID 0) kemudian pada setiap array data di-stripe lagi
dengan satu parity (RAID 5). Minimal membutuhkan enam hard disk. RAID 50
merupakan penggabungan antara RAID 5 dan RAID 0
Contoh : enam hard disk berkapasitas
250GB dikonfigurasi RAID 5 maka kapasitas yang dapat digunakan untuk penyimpanan
data adalah 1000GB ((66.7/100 )x 1500GB), sisa kapasitas yang tidak terdeteksi
digunakan untuk penyimpanan parity.
Kelebihan : Memiliki performa read/write
yang lebih baik dari pada RAID 5. Memperbolehkan total dua hard disk
gagal (setiap array maksimal satu hard disk rusak).
RAID 60
Cara kerja : Mimimal membutuhkan delapan hard
disk. Data dipecah (stripe) pada dua array, dan pada masing-masing
array data di-pecah dan didistribusikan ke empat hard disk dan masing
masing hard disk pada masing-masing array terdapat dua parity
yang bisa dianalogikan sebagai image dari masing-masing blok data hard
disk lainnya. Efisiensi penyimpanan data menggunakan delapan hard disk
adalah 50%.
Contoh : Delapan hard disk
berkapasitas 250GB dikonfigurasi RAID 6 maka kapasitas yang dapat digunakan
untuk penyimpanan data adalah 1000GB ((50/100 )x 2000GB), sisa kapasitas yang
tidak terdeteksi digunakan untuk penyimpanan parity.
Kelebihan : Memiliki performa read
yang bagus dan performa write yang bagus pada mode write back
(masih dibawah RAID 5). Mengijinkan dua hard disk gagal.
Kekurangan : Penulisan data lebih lambat
dibanding RAID 0 dan RAID 1 dan RAID 5 bila pada mode write through.
oke banget min
ReplyDeletepower supply hp